Senin, 18 April 2011

Dia Bidadari...

Siang kemarin aku menemukan, oh tidak aku sengaja mencari tahu tentang kekasih seorang teman. Apa ya bahasanya yang tepat…? Aku mencari info tentang kekasih dari temanku, begitulah tepatnya. Dan akhirnya ku temukan, “Cantik” kata yang pertama keluar dari mulutku, pantas saja temanku begitu menggilainya dan kurasa kalian cocok. Semoga jodoh, amin.

Ku coba menggali lebih dalam tentang si cantik ini, ku cermati setiap kata dari akun fb’nya (untung ngak di privasi, jadi aku bebas membaca setiap apa yang ada disana). Ternyata, hatinya selembut dan se-Ayu wajahnya, ya Tuhan… Jujur saja aku iri terhadapnya (*boleh ngak sich…?). Cantik, lembut, baik, tapi rapuh… Yang ku suka, ia mengakui siapa dirinya, hatinya yang rapuh, wajahnya yang sayu, dan yang paling aku suka ia mencoba mengabadikan setiap jejak langkahnya dengan tulisan. Mantaph…

Ia mencintai temanku begitu manis seperti coklat, ichhh bikin iri. Tapi memang beginilah kami (*wanita). Mencintai lelaki, menganggapnya seperti dewa, menggilainya sangat menggilai. Mengagumi setiap detik, menyebut nama dalam setiap desah nafas. Hmm aku makin menyukai “Gadis” ini, hatinya wajahnya, aku suka. Ku coba meng-add dia sebagai teman, tapi takut ketahuan sama temanku itu, malu aku… Ya sudahlah, toh aku masih bisa membaca notes nya yang sangat menarik.

Pertama kali baca “notes” nya… hmm bagus banget, bahasanya ringan, mengalir, menarik, seperti mempunyai ruh yang semakin lama membacanya membuat ku semakin nyaman. Membuat hati mengalir mengikuti alur ceritanya. So sweet… jadi ingat pertama kali pacaran sama Aa’ si gigi kelinci. Setiap hari satu puisi tercipta dengan penuh kerinduan.

Entah mengapa “gadis” manis yang ku sebut bidadari itu melakukan deretan panjang hal yang pernah ku lakukan dulu saat pertama kali jatuh cinta. Pertanyaannya adalah “Apakah setiap wanita melakukan hal yang sama ketika kami jatuh cinta…?

Bidadari itu masih ada, bukan Cuma dongeng. Aku ingin mengenalnya tapi tak berani menyapanya. Aku mengaguminya, sungguh. Doa ku semoga ia mendapatkan semua mimpinya. Amin…

Katanya : “Nelongso nang ati rasane…!”(*Apa ya bahasa Indonesianya..?).

Jika ia sedang sedih, ia pasti akan menangis terus. Ia merasa terhimpit dunia. Ia tak tahu, apakah takdir sedang mempermainkan hidupnya, atau ia yang sedang mempermainkan takdir, sayangnya ia kalah. Aku menatap larut luruh matanya dalam duka. Aku paham, cinta tak selamanya mengerti meski kata pujangga hanya cintalah yang sempurna. Dan bodohnya ia percaya pada cinta yang selalu bisa untuk mengerti. Berat hidup ini kawan jika kami berpisah. Ia bagian tak terpisahkan dalam hidupku, jika ia pergi aku mati.

Tak ada yang indah di hati kami. Aku menunggunya bicara. Berulang kali ku coba yakinkan ini akan berakhir bahagia, ini tak sepahit yang ia kira. Namun hatinya terlalu patah, terlalu sering disakiti, terlalu sering dijadikan alasan, terlalu sering menderita batin. Coba aja dia tahu apa yang telah ku tempuh untuk mengobati hatinya. Aku ingin ia tahu, ini bukan hanya kisah sedihnya, tapi juga kisahku. Duka ku. Sudah ku bilang, aku mati tanpanya.

“Persetan…!” teriaknya. Ia menangis sejadinya. Meronta. Menggila semau’nya. Mungkin lebih baik ia mati saja, pikirnya.
Aku mengerti, ada satu ketika dalam hidup, dimana kita sangat putus asa. Berada diluar batas akal sehat. Ada saat memang benar-benar jatuh dan meratapi hidup. Ada saat hati tidak percaya terhadap apapun. Saat paling terbawah dalam hidup, bukannya tak punya orang lain untuk berbagi. Namun memang sedang ingin berjalan menikmati kelamnya dunia duka hanya sendiri. Inilah yang sedang dialaminya.

Diam, menemani waktu kami. “Tuhan, ijinkan aku menenangkannya kali ini saja…!” batinku.
Kemudian aku berkata:
“Cinta itu tak selamanya indah, demikian pula kehidupan kita. Cinta, kepercayaan, kesedihan, dan kata maaf adalah bagian yang tak terpisahkan dalam hidup. Jangan bersedih karena keadaan, karena selalu ada hitam diatas putih dan sebaliknya.”

Ia menyeka air mata, ku lihat sedikit ketegaran disana. Badai telah berakhir. “Tidurlah, matamu teramat lelah. Aku akan selalu bersama mu, tak kan pernah lari darimu. Apapun yang terjadi…. Janji…!” kataku padanya, bayangan tubuhku dalam cermin.

Silakan di Simak ya...?

Tuhan yang Maha Pemurah memberi kita ikan,










tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya. 
Demikian juga jika kamu terus menunggu waktu yang tepat, 
mungkin kamu tidak akan pernah mulai. 
Mulailah sekarang... 
Mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya. 

Pernikahan memang kadang memiliki banyak kesusahan, 
tetapi kehidupan lajang juga kadang tidak memiliki kesenangan. 

Buka mata kamu lebar-lebar sebelum menikah, 
dan biarkan mata kamu setengah terpejam sesudahnya. 
Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya 
sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya. 
Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah .. 
Hati seorang wanita, pun berlaku sebaliknya...

Kamu tak bisa mengubah masa lalu.... 

tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan.

Bila Kamu mengisi hati kamu ... 
Dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, 
Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri. 
Jika kamu berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan 
dan hari esok tanpa rasa takut,  
berarti kamu sudah berada di jalan yang benar menuju sukses. 

Jumat, 15 April 2011

Prewedding (Mengejar Matahari)

Wah akhirnya hubunganku dengan si "Raja Kelinci" tinggal selangkah lagi...Hhmmmppp bahagia rasanya, satu bulan lagi acara resepsi yang sederhana namun berkah akan kami gelar. Betewe untuk undangan kami mulai mempersiapkannya, tahap awal kami akan melakukan sesi foto-foto ria alias prewed, beuh ngak tau mulai kapan adanya acara kaya gini nich (*kalo aku rasa capek juga lho prewednya).

Acara kami ini tak lepas dari bantuan teman-teman tercinta. Mas Mindip bertindak sebagai photografer'nya. Mba Ecka sebagai penata gaya. Mas Handoko sebagai Sie Peralatan, dan Nasya yang bertindak sebagai konsumsi. 

Konsep kami kali ini adalah mengejar matahari, kenapa? Ya karena pas pemotretan berlangsung adalah pagi hari, ketika matahari masih lembut sekali. Matahari dengan manja menemani prewed kami. Menyenangkan. Ahamdulilah, meski lelah namun semua lelah terbayar dengan foto yang bagus. Ini dia beberapa foto kami :
(Foto ini di pantai gua cemara)

(Foto ini di sawah dekat rumah Mas han)


Tuhan yang mampu menjawab...


Waktu belum dapat menjawab apa yang ku pertanyakan pada Tuhan saat ini. Diantara sakit dan air mata yang hadir dalam cinta. Inikah rasanya mencintai tanpa rasa? Setelah sakit yang dalam hingga membuat hati ku hampa. Aku tak bisa menahan diri untuk terus larut bersamanya, sebuah kenangan yang tiba-tiba hadir kembali dalam kehidupan ku, meski berkali ku coba untuk meninggalkannya. Kenyamanan yang hilang dalam dirinya, aku tak kuasa mengatakannya, pecundang sekali…!!!

Ini bukan diriku, tak ku temukan jiwaku dalam raga ini. Aku mulai berfikir siapakah gerangan yang membuat diriku hilang? Siapakah yang berani mengambil hatiku dari dalam tubuhku sendiri? Kemana bahagiaku Tuhan? Tuhan, apa semua ini memang benar kehendak-Mu? Lalu bagaimana dengan kehidupan ku ke depan? ach… terlalu banyak tanda Tanya dalam otak ku…!!! Aku terlalu terlarut dengan permainan jiwa yang sengaja ku buat sendiri. Langkahku tersedat, kehidupanku berubah menjadi kotak-kotak kecil yang sangat sulit dibuka. Otak ku menjadi sangat kerdil untuk mengambil sikap.

Tuhan, terlalu dalam cinta ini hingga aku tak tahu sebenarnya apa yang ku inginkan dari cinta ku ini? Bagaimana bisa menjalani hanya dengan rasa memiliki? Aku bisa apa untuk memiliki cinta ini lagi? Aku hanya menjawab apa yang cinta tanyakan. Aku hanya menjalankan apa yang cinta tugaskan, apakah semua ini membuatku menjadi budak atas cinta ku sendiri? Aku terpenjara oleh kehidupanku sendiri padahal aku sendiri yang mengikat kakiku hingga tak bisa ku lepasnya sendiri.

Aku sadar apa yang ku alami saat ini adalah buah dari kelakuan ku sendiri selama ini? Tapi mengapa Tuhan mengizinkan semua ini terjadi? Mengapa aku dikenalkan dengan waktu? Bukankah jika Tuhan tidak mengizinkan semua ini, maka ini semua tidak akan terjadi…??? Tuhan, ini azab atau pertanda…???

Mengapa tak ada yang mengajari ku bagaimana mencintai dengan benar? Mengapa tidak ada yang mengajarkan padaku bagaimana caranya untuk memiliki seutuhnya? Tidak ada yang menunjukan padaku mana batasan antara yang diperbolehkan dengan yang dilarang? Mengapa semua orang diam saja ketika aku terlalu lebar mengambil langkah? Siapa yang akan mengatakan padaku antara yang benar dan yang salah? Mana yang baik dan buruk? Mana yang hitam dan putih? Mengapa usiaku tidak mampu utnuk menjawab semua pertanyaan dalam kehidupanku sendiri? Kumohon Tuhan beri aku jawaban secepatnya, sebelum aku benar-benar gila dibuatnya! Andai ada yang tahu cara yang telah ku tempuh untuk mendapatkan ini semua. Hanya Tuhan yang tahu sebenarnya isi hatiku, hanya Dia yang memegang jawaban atas pertanyaanku selama ini.

Tidak mudah untuk menemukan kebahagiaan dalam diri kita sendiri, tetapi mustahil bila kita berusaha menemukannya di luar diri kita.