Waktu belum dapat menjawab apa yang ku pertanyakan pada Tuhan saat ini. Diantara sakit dan air mata yang hadir dalam cinta. Inikah rasanya mencintai tanpa rasa? Setelah sakit yang dalam hingga membuat hati ku hampa. Aku tak bisa menahan diri untuk terus larut bersamanya, sebuah kenangan yang tiba-tiba hadir kembali dalam kehidupan ku, meski berkali ku coba untuk meninggalkannya. Kenyamanan yang hilang dalam dirinya, aku tak kuasa mengatakannya, pecundang sekali…!!!
Ini bukan diriku, tak ku temukan jiwaku dalam raga ini. Aku mulai berfikir siapakah gerangan yang membuat diriku hilang? Siapakah yang berani mengambil hatiku dari dalam tubuhku sendiri? Kemana bahagiaku Tuhan? Tuhan, apa semua ini memang benar kehendak-Mu? Lalu bagaimana dengan kehidupan ku ke depan? ach… terlalu banyak tanda Tanya dalam otak ku…!!! Aku terlalu terlarut dengan permainan jiwa yang sengaja ku buat sendiri. Langkahku tersedat, kehidupanku berubah menjadi kotak-kotak kecil yang sangat sulit dibuka. Otak ku menjadi sangat kerdil untuk mengambil sikap.
Tuhan, terlalu dalam cinta ini hingga aku tak tahu sebenarnya apa yang ku inginkan dari cinta ku ini? Bagaimana bisa menjalani hanya dengan rasa memiliki? Aku bisa apa untuk memiliki cinta ini lagi? Aku hanya menjawab apa yang cinta tanyakan. Aku hanya menjalankan apa yang cinta tugaskan, apakah semua ini membuatku menjadi budak atas cinta ku sendiri? Aku terpenjara oleh kehidupanku sendiri padahal aku sendiri yang mengikat kakiku hingga tak bisa ku lepasnya sendiri.
Aku sadar apa yang ku alami saat ini adalah buah dari kelakuan ku sendiri selama ini? Tapi mengapa Tuhan mengizinkan semua ini terjadi? Mengapa aku dikenalkan dengan waktu? Bukankah jika Tuhan tidak mengizinkan semua ini, maka ini semua tidak akan terjadi…??? Tuhan, ini azab atau pertanda…???
Mengapa tak ada yang mengajari ku bagaimana mencintai dengan benar? Mengapa tidak ada yang mengajarkan padaku bagaimana caranya untuk memiliki seutuhnya? Tidak ada yang menunjukan padaku mana batasan antara yang diperbolehkan dengan yang dilarang? Mengapa semua orang diam saja ketika aku terlalu lebar mengambil langkah? Siapa yang akan mengatakan padaku antara yang benar dan yang salah? Mana yang baik dan buruk? Mana yang hitam dan putih? Mengapa usiaku tidak mampu utnuk menjawab semua pertanyaan dalam kehidupanku sendiri? Kumohon Tuhan beri aku jawaban secepatnya, sebelum aku benar-benar gila dibuatnya! Andai ada yang tahu cara yang telah ku tempuh untuk mendapatkan ini semua. Hanya Tuhan yang tahu sebenarnya isi hatiku, hanya Dia yang memegang jawaban atas pertanyaanku selama ini.
Tidak mudah untuk menemukan kebahagiaan dalam diri kita sendiri, tetapi mustahil bila kita berusaha menemukannya di luar diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar