Jumat, 28 November 2008

Karena Aku...

Karena aku seorang wanita, ku lukis cinta ini untukmu...




Karena aku seorang wanita, ku berikan bunga ini lagi untukmu...




Dan karena aku seorang wanita, langit ini menjadi ungu...




tapi sayangnya aku hanya seorang wanita... hanya wanita...

Rabu, 22 Oktober 2008

DIANOIA

Bagaimana aku lupa. Di tanganmu luka
menjadi indah. Dan langit, kaudekatkan jaraknya. Hingga dengan mudah
kuraih sebuah bintang.
Bersama burung-burung aku mengembara
dalam kesunyianmu. Keletihanku diterbangkan angin. Hinggap di atas
awan-gemawan, lalu turun bersama hujan. Membasahi kemarau dan
kata-kata.
Bagaimana bisa aku lupa. Mata perempuan
tiba-tiba menjelma cahaya Phirus hijau yang indah. Membuat terang
dalam batin yang gelap. Lewat mata perempuan, akhirnya aku
mempercayai surga. Karena di tanganmu semua luka menjadi indah.
Bersama jangkrik dan kepik-kepik, aku
hirup senja di lembah ini. Taman edelwais yang kusinggahi di dataran
paling puncak, abadi dalam bingkai. Seperti aku memaknai keindahan
pada mata perempuan itu. Aku biarkan embun mencecap mimpi melalui
ubun-ubunku. Membawanya turun pada kota yang sudah begitu gelisah.
Dengan got-got mampat, berair keruh dan melas penduduk pinggiran.
Di tanganmu semua luka menjadi kisah
cinta.
Ah, Efrosina putihku. Jiwaku memar.
Satu-satu daun Pinus Merkusii berguguran dari sembab mataku.
Di kejauhan seluruh masjid bertakbir, para malaikat pulang ke tabir.
Meninggalkan sayap-sayap mereka dihati yang tengah berbunga. Bagai
hujan rusuh menghunjam lebuh kemarau, wajahnya menyelinap dalam
mimpiku.
Aku tahu. Engkaulah perempuan membawa
ramalan tentang cinta untukku. Menawarkan setetes embun surga lewat
senyummu. Dan aku ingin engkau, perempuan! Untuk menjadi bagian dari
sisa hidupku. Menuntun liar imaji, dan nalarku pada sebuah jalan
penuh cahaya. Aku sudah jatuh hati padamu, wahai perempuan dengan
cahaya surga. Dalam air mata yang tak pernah berhenti keluar dari
jiwa.
Bagaimana aku lupa. Kesedihanku
merangkum ranum senyum itu.
Aku berdiri di atas tebing gunung ini.
Tiba-tiba aku ingin terbang bukan lagi sebagai elang yang terasing.
Namun, sebagai sepasang merpati yang setia menanti musim. Di lembah
yang begitu hijau—di bawah tatapan biru mata Tuhan—kita biarkan
jiwa kita bersatu. Menantang gelombang liar yang telah banyak
membunuh cinta. Kita bersatu. Hati kita diantara ribuan cahaya dalam
galaksi bima sakti.
Aku persunting perempuan menjadi
mempelaiku. Dan telah kubiarkan dirinya mengalir dalam jalan darahku.
Aku ingin katakan padanya, aku mencintainya. “Cintaku, dirimu
membuatku tak lagi percaya kata-kata.” Ia pun kukekalkan dalam
ingatan.
Perempuan. Pernahkah engkau melihat
mawar yang berasal dari airmata? Kebahagiaan yang lahir dari
kesempurnaan duka. Jauh dari lubuk hati, kutetapkan engkau menjadi
mempelaiku.
Malam larut dalam Dzikir akbar.
Pohon-pohon bertasbih, bintang-bintang memendarkan cahayanya yang
paling sempurna. Aku bersujud padaMu, Ya Allah! Atas nama cinta
putih. Alampun sunyi dalam tangis. Kebahagiaan menyala dalam sunyap.
Ayat-ayat cinta merengkuhku. Membawa jiwa terbang ke angkasa.

Menara Waktu

Akulah menara jam itu. Menentukan arah.
Membawa cuaca dalam genggaman. Sanggup memberikan warna apa saja
dalam cahaya. Seperti pagi yang jatuh di bawah bayang-bayang batu.
Aku memulasnya jadi hijau dalam musim yang kemarau.
Siapa yang sanggup menghentikan kembara
sang waktu. Karena langit selalu meneriakkan tanda rahasia.
Memantulkannya pada jendela-jendela kota. Hingga terhirup seperti
udara dalam nafas. Disanalah waktu berenang bebas, hingga kau
berhenti dengan nafas yang begitu pucat. Dalam gelap yang
menyempurkan malam.
Aku berjalan menyusuri lorong hujan.
Musim basah. Gelap berubah remang-remang. Kecemasan berenang-renang
dalam darah. Duduk di sebuah batu. Ah, begitu dingin ruang tunggu ini
dan sebuah kamar kematian mulai mengintaiku.
Dalam catatan tugas ketentaraan, aku
sudah dicap sebagai desersi. Musuh paling dicari dalam kesatuan.
Cepatlah berkemas, bisik pohon-pohon dalam pelarianku.
Dalam hutan. Kecemasan menjadi racun
paling mematikan. Dialah musuh utama yang harus kamu taklukkan.
Bayang-bayang daun rontok. Menjadi isyarat paling hitam dengan musik
yang kedengarannya seperti requim. Isyarat itu pengkabaran beku,
kisah para pengelana yang mati oleh buasnya kesunyian.
Dalam duniaku, cahaya telah menghisap
debu-debu. Membakar sepi dalam ranjangnya yang sendiri. Tanpa kasur
dan bantal. Sebuah tempat tetirah paling menyenangkan, setelah
menziarahi matahari. Disana beterbangan mimpi-mimpi penuh cahaya.
Seakan-akan mimpi adalah kenyataan itu sendiri.
Namun, ini dunia yang asing. Dimana aku
tidak bisa melawannya dengan bedil dan bayonet. Hanya sepi dan
lembabnya tanah menjadi riwayat yang aku kenali. Penuh rawa-rawa
lengkap dengan semua jenis binatang buas. Serta aroma kebun kamboja
yang menjadi dupa untuk memanjatkan doa.
Aku rebahkan tubuhku di sebuah bukit
kecil di tengah-tengah belantara. Rasa capek luar biasa menyemut di
sekujur tubuh. Perutku kejang. Gelisah panjang membawaku dalam
persetubuhan sepi. Akhirnya, kelelahan menidurkanku. Dan enzim yang
perlahan-lahan meracuni, mulai keluar dari batang-batang rumput yang
aku makan selama satu minggu ini.
“Ah! Seandainya atasanku tidak
memperkosa kekasihku.”
Aku tak akan sudi berkelana dalam asing
musim ini. Sebilah sangkur menembus dada hingga ke belakang. Darah
bercampur tuak muncrat. Beberapa saat aku takjub. Begitu indah
bercengkerama dengan kematian. Matari pun gontai. Cahaya jatuh
limbung dalam semak-semak. Bangkainya ditemukan seminggu kemudian.
Gerimis dari embun tumpah di bawah
kaki. Tiba-tiba kucium sekali lagi wangi rambutmu yang panjang
terurai. Melintasi reruntuhan rindu. Suara biola mengalun dari
kaki-kaki langit. Kulihat bola matamu yang selalu berkaca-kaca.
Sebening embun di ujung daun. Kata-katamu indah memuntahkan seribu
atlas yang terbakar. Melihatmu, brahmana pun sudi meninggalkan
pertapaannya. Sardi rela kehilangan nyawanya. Taman-taman kehilangan
mawar. Pagi kehilangan matahari serta cahayanya.
Kau gadis desa. Lahir dan besar diatas
setumpuk daun pisang. Cahaya seringkali memandikanmu dan pohon
mengajarkanmu untuk selalu berkidung. Siapapun akan jatuh hati,
ketika matamu sedingin es itu menusuk tepat di ulu hati.
Perempuan tanpa nama. Lahir hanya untuk
membuatku takjub. Membuatku selalu ingin belajar bagaimana caranya
merangkai kata-kata. Hendak kuriwayatkan cuaca untukmu. Kubangun
seribu menara jam untuk membuat waktu jadi milikku. Kupersembahkan
seutuhnya selusin musim tanpa cidra dalam anganmu. Kusatukan seribu
benua dalam peta yang mengisyaratkan sepi untuk mempersuntingmu.
Aku tak akan menyesali pelarianku ini.
Satu cahaya kini, adalah tubuhmu yang menungguku di sebuah danau
biru. Hanya menungguku . Atau waktu?
Apa yang meski aku ingat darimu kini?
Wajahmu? Hidungmu? Kupingmu? Kedua dadamu? Kedua kakimu yang seputih
pualam? Sedang pada namaku sendiri aku menjadi alpa. Apa yang tersisa
dalam waktuku? Riwayat-riwayat aku biarkan menjadi lusuh dan pudar.
Tapi untukmu. Aku kekalkan pada waktu, hingga mayat sekalipun akan
bertanya-tanya tentangmu.

Keheningan malam…

Teruntuk :

Ikhwanku
Mahkota cintamu telah kau mahkotai ke atas jilbabku, biarlah terpatri indah dan memaknai jalannya sendiri. Ikhwanku jika benar engkau adalah takdir yang akun menjadi mujahidku biarlah ku baktikan seluruh jiwa dan ragaku untuk melayanimu. Jika benar ALLAH mengirimkan mu sebagai takdir hidupku, halalkanlah hubungan ini menjadi sunah rasul sebagai penyempurna iman kita. Aku relakan atas seluruh jiwa ragaku mendampingi kala sehat, sakit, suka, duka mu. Sepanjang perjalanan hidup kita kelak.
Mujahidku
Ikhtiarmu… Ikhtiarku… biarlah istiqomah menjalani rentan waktu menuju gerbang yang kita nantikan. Biarlah ku sapu telapak kakimu dengan wajahku, biarlah jiwa ini terjaga dalam lelapmu, dan biarlah tangan ini yang menyuapi hingga datang kenyang mu…
Mujahidku
Jika datang halal nanti, maukah kau ridho atas apa yang ku makan, apa yang ku pakai hingga ALLAH mau meridhoiku pula? Namamu akan selalu ku bawa dalam istikorohku, setiap nafas dzikir dan doa panjang malam ku, karena ketulusanku mencintaimu dengan seluruh apa yang ada atas dirimu…
Mujahidku
Dalam sujud terakhirku bersimpuh dan memanajatkan doa untuk mu, untuk ku, dan untuk kita…
Ya Rabb…
Aku hamba-Mu yang lemah dan tak berdaya ini
Aku datang bersujud mengharap belas-Mu
Ya Rabb ijinkan aku membawa nama nya “Achmed Cahyanto” dalam doa ku malam ini…
Ya Rabb…
Jika ia baik untuk ku maka dekatkanlah kami, dalam satu nafas cinta penuh doa, jagalah hatinya Rabb, sampai penyatuan luhur dengan Ridho-Mu…
Ya Rabb jangan iarkan ia letih dalam cobaan yang akan kami lewati kelak, jangan biarkan cinta ku, cintanya kandas di makan waktu…
Ya Rabb…
Jika ia tak baik untuk ku maka hamba mohon gantilah cinta dan kerinduan hamba untuk nya menjadi cinta dan kerinduan ku pada Engkau melebihi apapun… karena aku tau dan aku percaya hanya Engkau yang mampu membolak-balikan hati manusia, tiada daya upaya yang melebihi kekuasaan-Mu Rabb…
Ya Rabb biarlah apa yang terjadi adlah kehendak-Mu…
Amin…
Mujahidku
Meski aku bukan gunungmu yang menjulang indah, aku juga bukan bintang kecilmu yang benderang, aku pun bukan elang mu yang gagah, tapi aku akan mencintaiu melebihi indahnya gunung, terangnya bintang, dan gagahnya elang…
Dalam hawa malam Jakarta yang panas…
Desny Arisandy…
Perempuanmu…

Wahai perempuan yang mencintai hujan…

Kau seduh kembali sedihmu dengan secangkir sisa hujan…
Mendung di hati senja tak kunjung jua hilang…
Kepompong membusuk di ujung ranting yang basah…
Mata indahmu kelabu tak mampu melihat…
Indahnya warna warni sayap yang seperti pelangi…
Perempuan itu terpekur sendiri disisi sebuah nisan…
Lantas hilang dalam rimbunan daun-daun…
Satu kenangan buatnya tugur…
Ia tulis namanya dengan sisa air mata…
Berlembar-lembar masa lalu…
Jatuh bagai kabut, begitu lembut…
Menggorongnya bersama angin
Musim penghujan namun aku masih punya teratai ungu
Sepasang mawar dan sepasang melati…impianku hanyalah melihat mereka mekar! Ujarmu…

Bercinta Dengan Malam

Aku merinduimu
saat ini…
Merindui setiap
jejak hati yang kau berikan pada ku…
Aku
menginginkanmu hadir saat ini…
Menginginkanmu
dan harum tubuhmu saat kau dekap aku…
Bersama kita
jejaki kota tua pinggir stasiun itu…
Kala terantuk
kita baringkan tubuh dekat pantai, dengan semilir angin membuat kita
terlelap….
Adakah inginmu
menemuiku petang ini?
Karena mentari
terlalu kejam untukmu, sedang bintang telah menunggumu bercinta
dengan malam…

Ketidakberdayaanku...

Ketidakberdayaanku
menjadikanku mencintaimu… Dan hanya kamu…
Ketidakberdayaanku
pun memaksaku harus pergi darimu…
Dengan
segenap cinta ini tolong maafkan aku yang hanya mampu nenberikan mu
seonggok cinta ini dan tak mampu memberi yang lebih dari pada ini…

Jumat, 12 September 2008

Kuterjemahkan Sendiri Isyarat Senja


Tiba-tiba sore itu penuh cahaya. Setelah sisa terakhir warna senja menggusap kelopak mataku. Aromanya yang teduh merambat pelan di dalam hidung. Semakin dalam kuambil nafas. Dalam dan semakin dalam serta makin lama aku menatap screen jingga di sudut paling barat.
Inikah kematian yang datang? Ataukah perasaan rindu yang dalam di sebuah ruang beku sudut hatiku? Lebih baik aku tidak mempercayai perkataanmu hari ini. Bukannya aku tidak cinta diriku yang lain. Namun, aku hendak meluruskan sayap dan terbang bagaikan Jibril. Tanpa ada yang mengikuti.
Dari atas tampak awan yang mengarak suatu kisah tentang perjalanannya. Satu kisah yang tak pernah kaulupakan ketika menembus ujung waktu di batas dunia. Aku meninggalkan kotamu hari ini. Bersama cinta yang hendak kukepak sendiri dalam ranselku yang baru. Tas warna biru yang kita beli bersama beberapa waktu silam.
Tentunya kamu akan ingat selalu. Tentang senja yang tersenyum di atas atap rumah-rumah kaum girli (pinggir kali), di seberang Code. Kamu diam seribu bahasa, seakan di benakmu sedang bertarung dua kata untuk mengisi kekosongan musim ini. Aku pesankan teh manis panas. Bersama beberapa gorengan yang masih hangat pula. Aku tahu, hari ini terakhir aku berada di dekatmu. Akankah semua menjadi baik-baik lalu biasa-biasa saja?
Daun-daun larut dalam irama sore yang kelabu. Seperti ada perpisahan diam-diam antara bulan dan bintang. Daun-daun kering menjatuhkan diri seperti ingatan masa silam yang tertiup angin, terbang dalam temaram lampu kota.
Bukankah kedatanganku ke kota ini hendak menggenapkan kisahku sendiri? Seperti mencari potongan puzzle dalam gunungan daun dan ilalang kering. Musim begitu singkat bagiku. Cerita tentang laki-laki yang selalu terjerat dalam perjalananku, kubiarkan berjatuhan pada trotoar kota yang panas dan berdebu. Aku ragu, akankah kembali kupunguti cerita-cerita itu?
Kau bawa aku dalam bisu, menembus malam yang sama-sama diam. Hanya suara bising dari knalpot-knalpot kendaraan yang mencoba menyelami kebekuan hati. Aku masih tidak mengerti kenapa kamu diam? Marahkah kamu? Mengapa aku selalu kesulitan menebak kebekuan ini. Tapi aku yakin, sebenarnya kita, aku dan kamu selalu mencoba menerjemahkan cahaya apa yang sedang menyelimuti hati kita. Masih ragukah kamu?
Kita duduk di dekat sungai dengan air yang memantulkan bayangan kita. “Biarkan potret ini hanyut ke tujuh samudera,” batinku. Karena disanalah takdir yang seperti mesin akan mendekatkan jarak kita. Dan udara ini, wangi sore ini, cahaya phirus ini, biarkan menjadi setipis benang ketika kelak aku meninggalkan tempat ini.
Sekarang aku tahu! Kamu hendak meninggalkanku sendirian dalam perahu di danau keraguan? Satu persatu pengemis datang. Awalnya seorang ibu yang tengah hamil. Lalu anak-anak kecil sambil membawa kecrekan. Kauberikan beberapa keping uang logam ke mereka. Apakah aku harus mengemis seperti mereka? Taulah.
Dinding di bandara terasa begitu dingin. Tak kulihat sembab di matamu. Masih keraskah hatimu?
Inikah kerinduan? Ataukah benih-benih keraguan yang mulai membiak di tubuh? Dari atas kupandangi sekali lagi tempat-tempat yang kita kunjungi bersama. Seperti ada kenangan yang tak pernah luntur oleh waktu. Lalu kotamu menjadi semakin kecil dalam lanskap senja. Bersama bayanganmu.
Yogyakarta, senja terakhir di bulan Agustus.

Ketika Kak Anna Jatuh Cinta…

Namanya Anna Marliana umur 41 tahun tinggi, putih, cantik, rajin, bersih namun ada satu kelemahannya yang kadang membuat kesal seluruh isi keluarga adalah sifatnya yang perfectsionis. Sewaktu muda ia banyak dikagumi oleh para pemuda yang mengenalnya, mungkin karena kecantikannya, sayangnya kecantikan yang ia miliki tidak menjadikannya bersyukur karema mendapat anugrah yang tidak semua orang mendapatkannya, termasuk saya sebagai penulis yang mempunyai wajah pas-pasan bernilai enam jika di point. Nasip…

Kecantikan yang Kak Anna miliki menjadikan ia berlaku sombong terhadap semua lelaki yang tidak tampan dan berpendidikan. Setiap ada pemuda yang mencoba mendekatinya namun tidak sesuai dengan level yang sudah ia tetapkan maka dengan mentah ia tolak. Kak Anna yakin hal inilah yang menyebabkan sampai sekarang ia belum mempunyai pendamping hidup, sementara teman-teman seangkatannya sudah meminang cucu. Bahkan mayoritas keponakannya sudah berkeluarga.

Penyesalan atas sikap sombongnya menjadikan dirinya kini labil, emosinya cepat sekali naik turun dan tidak terkontrol sebentar ia tertawa terbahak-bahak lima menit kemudian ia marah-marah, ia tidak gila ia hanya despresi. Kak Anna ku kenal dari kunjunganku ke Kalimantan selama dua minggu, awalnya aku sangat kesal atas sikapnya yang kadang egois dan kekanak-kanakan, namun belakangan setelah ku tau jalan hidupnya aku menjadi memberikan ia pengertian, dan semangat serta dorongan untuk ia terus maju menjalani hidup.

Setiap sore aku dan Kak Anna selalu melihat matahari terbenam dari halaman belakang rumah Pak Mansyur salah seorang manager daru PT. REA KALTIM. Aku berusaha menjadi pendengar yang baik untuknya, ia selalu bercerita tentang masa mudanya dimana ia mulai berpacaran semenjak umurnya 15 tahun, sebenarnya Kak Anna adalah seorang sosok wanita yang setia dan hal itu terbukti dengan ia manyimpan foto pacar pertamannya, cinta pertamanya meski kejadiannya sudah kurang lebih 26 tahun yang lalu. Kak Anna dan pacar pertamanya sebenarnya saling cinta dan berniat untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, namun perbedaan agama menjadi penghalang cinta di antara mereka. Kak Anna adalah seorang Kristen protestan dan kekasihnya adalah seorang muslim. Apa mau dikata hubungan mereka di tentang oleh Ayah Kak Anna, dan kandas di tengah jalan hubungan mereka berlangsung selama 6 tahun.

Kerutan-kerutan wajahnya nampak jelas menandakan ia rindu kasih sayang, ia rindu perhatian dan belaian seorang laki-laki dan perlindungan dimasa tuanya. Kali ini ia sungguh teramat menyesali perbuatannya semasa muda dulu. Kak Anna yang sombong kini ia berubah menjadi seorang wanita yang ramah dan baik hatinya. Meski kadang emosi meledak-ledak untuk hal yang sepele.

“Tenang aja Kak, Tuhan itu maha adil, Dia tau yang terbaik untuk Kak Anna, sabar aja Kak, Desny yakin nanti pangeran Kakak akan datang kok?” kataku sore itu mencoba untuk menghiburnya.
“Iya, tapi kapan?” Tanya Kak Anna sedikit memelas.
“Kan udah ada Pak Iyan?” jawabku meledek.

Saat ini sebenarnya Kak Anna sudah mempunyai seorang kekasih hati Yanders namanya, sorang Protestan juga, pensiunan ABRI dan umurnya 65 tahun, tua memang namun Pak Iyan adalah seorang yang modis sehingga ia tidak terlihat seperti umur yang sesungguhnya. Kak Anna mengenalnya dalam acara Natal 2006 silam, kala itu ia sedang berdoa meminta seorang pendamping pada Yesus, dan ternyata Pak Iyan sudah berada di sampingnya, perkenalan mereka pun berlanjut menjadi hubungan sepasang kekasih dan merencanakan menikah awal tahun depan hal ini dikarenakan istri Pak Iyan baru meninggal setahun yang lalu jadi untuk menghormati mendiang istrinya Pak Iyan memberi jeda satu tahun pernikahan dengan kematian istrinya.

Pada hakikatnya Pak Iyan dan Kak Anna sama-sama merindukan kasih sayang, karena pada tahun 1987 silam istri Pak Iyan mengalami sebuah kecelakaan yang mengakibatkan tangannya di amputasi dan tragisnya semenjak itu istrinya sudah tidak bisa melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri itu melayani suami lahir dan batin. Namun Pak Iyan tetap setia mendampingi sang istri hingga maut yang memisahkan mereka, tanpa rasa malu atau canggung sekalipun Pak Iyan mengenalkan istrinya pada teman-temannya, mendorong kursi roda untuk berjalan-jalan menghabiskan sore bersama dengan cucunya. Sungguh pemandangan yang indah sekali kesetiaan seorang suami terhadap istrinya.

Oleh karena itu Tante Lina adik kandung Kak Anna, sekaligus yang menjadi ibu dari ke empat anak-anak dari tola’ (panggilan om dalam bahasa makasar) sangat mendukung sekali ketika Kak Anna memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Pak Iyan, seorang laki-laki yang setia dan bertanggung jawab.

“Duh, Kak Anna nanti kalo nikah jangan lupa undang Desny ya?” ledekku.
“Iya nanti semuanya aku undang, aku ingin berbagi kebahagiaan yang udah lama aku impikan kepada semua orang, ya ga udah pesta tapi cukup selametan aja, sebabnya malu udah tua.” jawab Kak Anna tampak harapan yang Indah dalam kedua matanya.
“Kalo nanti udah nikah sama Pak Iyan Kak Anna mau apa?” tanyaku lagi.
“Kakak mau pukul kepala Pak Iyan” jawabnya singkat.
“Lo kok dipukul, kenapa?”
“Iya udah dipukul terus aku bilang lama sekali kamu datang? Aku nunggu kamu sampai tua begini?” Spontan aku tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Kak Anna yang seperti itu.

Hm, hidup memang butuh proses. Hal ini sungguh menjadi pembelajaran yang amat berarti bagiku. Hidup ternyata tidak semudah apa yang kita bayangkan, hidup tak sesulit apa yang kita kira. Takdir, umur, jodoh, rezeki semua memang sudah menjadi takdir yang Kuasa. Kita sebagai manusia hanya dapat berusaha sekuat tenaga agar yang terbaiklah yang kita peroleh, yang kita dapatkan, dan hidup memang penuh misteri.

Kak Anna, mungkin ini memang hanya sebuah tulisan yang sederhana, karena aku belum sanggup untuk menuliskan yang lebih dari pada ini, biarpun demikian mengenal Kakak adalah hal yang berarti untukku, apapun yang sudah Kakak perbuat untuk ku selama dua minggu di Kalimantan akan aku ingat selamanya. Dan tulisan ini khusus ku persembahkan untuk Kakak semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk Kakak, amin.

Aku Rindu Jilbabku...


Sebenarnya mengenakan jilbab bagi seorang wanita muslim wajib ga' sich?
Dalam Al-Qur’an bertuliskan: Katakanlah kepada wanita yang beriman : “ Hendaklah mereka menahan pandangan, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya, dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakan perhiasannya, kecuali pada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra suami mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai hasrat terhadap wanita, atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita, dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan dan bertaubatlah kamu sekalian kepada ALLAH, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(24:23)
Dalam ayat diatas dapat kita ketahui hukum yang tegas yang telah di tuliskan dalam Al-Qur’an bahwa seorang wanita muslimah wajib mengenakan penutup kepala atau yang biasa kita sebut dengan jilbab. Jujur sudah dalam sebulan ini saya melepaskan kain penutup kepala yang telah saya kenakan semenjak duduk di bangku SMA. Tepatnya bulan Akhir bulan Juli lalu saya terserang penyakit tipus stadium tiga suhu badan saya sampai pada 40,7 derajat dan hal itu membuat kerontokan yang dahsyat pada rambut. Alhasil dokter menyarankan untuk melepas sementara jilbab untuk mengurangi kerontokan pada rambut selama proses pemulihan.
Hari ini sepanjang jalan saya mengamati banyak sekali seorang wanita yang mengenakan jilbab, berwarna-warni dan dengan berbagai model. Menurut saya seorang wanita yang mengenakan jilbab akan terlihat lebih anggun, cantik, dan dapat lebih menjaga dari orang-orang yang biasa menjadikan wanita sebagai objek pelecehan. Mayoritas kaum muda-mudi yang berintelektual sepakat dengan pendapat saya, lalu bagaimana dengan Anda?
Mengenakan jilbab adalah suatu komitmen terhadap diri sendiri, begitu menurut saya. Di tengah maraknya mode-mode baju yang memamerkan aurat dan berbagai jenis bentuk rambut yang kita contek dari tradisi luar negri adalah suatu tantangan yang berat untuk tetap menjalankan komitmen mengenakan jilbab. Faktanya dapat kita lihat di sepanjang jalan-jalan, patung-patung di Mall, iklan-iklan di televisi atau di media internet sekalipun kita dengan mudah kita lihat berbagai jenis model baju yang terbuka di dada atau yang memamerkan keindahan kaki hingga paha dan kita tentu dengan mudah menjadi tersugesti mengikuti trend mode tersebut. Dengan dalil untuk mengikuti zaman agar kita tidak katro atau ndeso. Bukankah demikian? Hal ini pun menjadi pembelajaran dalam diri saya sendiri yang telah berani melepas jilbab yang menjadi hijab, dan sungguh ada rasa penyesalan yang sangat sehingga kali ini saya merindukan jilbab hijab saya.
Jilbab adalah hal yang paling kentara untuk menunjukan kita adalah seorang wanita muslimah. Namun yang amat saya sesalkan sekarang banyak sekali seseorang yang menjadikan jilbab hanya sebagai kedok atau topeng belaka. Banyak fakta yang mungkin saya atau anda temui dalam kehidupan sehari-hari seorang wanita berjilbab mempunyai kelakuan yang tidak sesuai dengan jilbabnya.
Seperti saat ini sedang menghadapi bulan suci ramadhan banyak wanita-wanita berbondong-bondong mengenakan jilbab namun ketika ramdhan berakhir merekapun serempak melepas jilbab itu kembali menurut alasan mereka adalah untuk sekedar menghormati bulan suci ramadhan saja, mungkin alasan itu logis tapi apakah charisma jilbab hanya untuk di bulan ramadhan saja? Apakah benar jiwa seorang muslimah itu tidak harus di tunjukan dengan adanya jilbab sebagai hijab?
Seorang wanita muslimah yang taat pada agama maka ia akan menggunakan jilbab, begitu menurut para ulama. Namun dapat kita temui sanggahan “Ah, cewek berjilbab belum tentu kelakuannya sesuai dengan jilbabnya?” hal ini sungguh mengusik diri saya sendiri sebagai seorang wanita muslim yang wajib mengenakan jilbab.
Saya pernah bertanya kepada salah seorang ustad yang mengajar ilmu fiqih di sekolah saya “Pak, bagaimana kalau kita temui seorang wanita berjilbab, namun ternyata kelakuannya tidak lebih baik dari seorang wanita yang tidak menggunakan jilbab?” lalu dengan tegas ustad itu menjawab: “Seorang wanita muslimah ia mendapatkan kewajiban untuk mengenakan jilbab, kerena seorang wanita muslimah yang keluar rumah tanpa menggunakan penutup kepala sama saja ia membangun rumahnya di neraka, naudzubillahiminzalik” lalu saya bertanya lagi “Tapi kelakuannya tidak sesuai dengan jilbabnya pak?” dengan bijak guru saya berkata “Masalah perbuatan seseorang di dunia ini biarlah itu menjadi hubungan dan pertanggung jawabannya dengan sang kholik, baik atau buruknya, hitam atau putihnya hanya Dia yang tahu, setiap manusia mempunyai alasan tersendiri mengapa ia berbuat baik atau buruk sekalipun, oleh karena itu kita tidak bisa membanding-bandingkan seseorang apakah perbuatan dia lebih baik atau buruk. Jadi seorang wanita yang menggunakan jilbab sebagai hijabnya sebaiknya jangan mengannggapnya sebagai kewajiban, tapi jadikanlah itu sebagai bukti cinta terhadap sang Kholik untuk menghijabinya dari perbuatan yang dilarang agama, wallohualam?”
Setelah mengkilas balik kejadian di atas saya menjadi malu terhadap diri saya sendiri saat ini karena saya dengan sengaja melepaskan jilbab meski dengan alasan untuk pengobatan sekalipun, karena sekarang saya sadar bahwa di mata ALLAH bukanlah penampilan kita yang menjadi kadar baik buruknya, namun iman kitalah yang di nilai.
Semoga tulisan ini menjadi penggerak bagi pembaca untuk mengenakan jilbab, dan menjadi penyemangat lagi bagi ukhti yang telah mengenakan jilbab amin…
Salam ukhuwah…


Selasa, 09 September 2008

Kerinduan

Tanah merah itu berteriak pada langit..
Ia rindu hujan...

Cakrawala terpaku melihat dedaunan yang kering..
Panas...

Di bawah langit kalimantan ini aku nyanyikan kidung cinta yang bisu..
Bernafas dengan asa.. Hampa...

Ranting kering kian usang..
Namun rindu tetap hadir diantara terik mentari...

Karena aku tau takdir akan terus membawaku pada tepian sungai mahakam...
Muara cintaku...

Senin, 25 Agustus 2008

Selingkuh Tak Selamanya Indah...


Masih mau selingkuh lagi?”
Tanya Maryam dengan tatapan mata yang aneh.
Hmmm… sebenernya sich enggak, tapi berhubung itu cowok ganteng banget jadi ya mau apa lagi?” jawabku serius menatap mata maryam sahabat terbaikku sejak masih di bangku SD. “ Selama masih ada kesempatan untuk apa di sia-siakan?”
Trus apa kabar sama Ryan pacar lo?”
Kabarnya baik-baik aja kok?” “Aw…Sakit maryam?” tiba-tiba saja tangan maryam menjewer telinga ku. “Ampun buuuuuuuuu???”
Mau ampun ga selingkuh lagi ya?” “Iya. Iya sakit kali di jewer tau?”
Jam dinding kamar ku berdering pukul tujuh pagi. “Telattttttttt?” teriak kami berbarengan. Kutancapkan gas motorku tanpa pemanasan terlebih dahulu.

Ini gara-gara lo kita jadi telat bersihin WC pulang sekolah, duh BT?” omelku sambil menghitung-hitung sudah berapa kali kami mendapat peringatan hanya karena terlambat datang ke sekolah. “Kok gue sich?” “Iya elo coba aja elo ga bawel kalo gue mau selingkuh lagi pasti kita ga bakal telat?” jawabku cepat. “Halo Non tadi pagi yang bangun kesiangan gue atau elo?” kata Maryam membela diri. “Zudah-zudah zezama manuzia pentelat jangan zaling melecehkan? Kataku sambil menirukan logat orang cadel. “What is pentelat?” Maryam berteriak kencang dan kami tertawa terbahak-bahak sambil menyeruput es teh paling enak di kantin ini.

Bercandanya seru banget sich? Boleh gabung?” Tanya Andre yang tiba-tiba saja ada di depan mejaku. “Boleh gabung aja?” jawabku manja seraya melemparkan senyuman manis jurus terhebatku untuk menggaet seorang co, dan kali ini sasaranku adalah Andre anak IPA I yang cerdas, tampan, jago main basket dan menjadi idola cewek-cewek seantero sekolah. “Lagi bahas apa sich?” tanyanya dengan gayanya yang cool dan mampu membuat hati para gadis langsung mencair (Duh so sweet..?) “Ga ada Cuma kita lagi inget kejadian tadi pagi telat berangkat ke sekolah terus nanti di hukum bersihin WC sebabnya kita udah sering banget terlambat datang ke sekolah?” jawab maryam nyerocos. “Maryam jangan buka kartu dong…?” bentakku. “Ga masalah lagi nyantai aja? Berarti nanti gue harus nungguin elo dulu dong?” “maksudnya?” tanyaku heran. “Ya tadinya gue mau ajak lo nonton pulang sekolah, tapi berhubung elo di hukum jadi kan gue harus nunggu elo dulu, gimana mau ga nontong bareng gue? “Ya maulah” jawabku cepat. “Ok gue tunggu nanti di kantin kalo elo udah selesai jalanin hukuman lo, ok?” “Yupz?”. Bel tanda ustirahat berakhir setelah berpamitan dan memstikan janji sepulang sekolah aku dan Maryam kembali ke kelas Fisika, sungguh pelajaran yang membosankan plus dengan gurunya yang killer, oh Tuhan lengkap sudah penderitaanku. Eh, tapi ga masalah karena setelah ini gue bisa jalan ma Andre, ya ibarat kat pepatah berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu trus ngedate bareng Andre.

Gue bantuin ya Key…?” Tanya Ryan sambil mengambil sikat dari tangan ku. “Gue tadi cari elo ke kelas, tapi katanya elo di hukum bersihin WC jadi gue ke sini untuk bantuin elo, ga keberatan kan?” “Ya ampun sayang udah lah ga usah repot-repot, kamu pulang aja ini udah jadi kewaiban aku kok, kan aku sama Maryam yang telat bukan elo, jadi elo pulang aja?” jawabku sebenarnya aku emang pengen di bantuin biar cepet selesai dan cepat penrgi ngedate ma Andre tanganku juga udah pada pegel semua tapi kalo Ryan ikut bantuin nanti dia bakal liat gue jalan ma Andre, dan hal ini ga boleh di biarin” gumanku. “Oh, Ryan kamu pulang aja duluan ya?” pintaku “Tapi beneran ga mau di bantuin nich? Kamu aneh biasanya paling ga mau kerja yang beginian..?” Tanya Ryan heran “Hm, kan sebagai wanita aku juga harus belajar dong?” “Ya udah ku pulang duluan ya?” “hati-hati sayang?”

Ugh akhirnya selesai juga, Mar gue pulang duluan ya? Gebetan gue udah nunggu di kantin nich?” kataku dan berlari meninggalkan maryam. “Hati-hati lo hukum karma masih berlaku?” teriak maryam samara ku dengar. Berlari ku menuju kantin sekolah yang terletak di samping gedung kesenian. Kantin dimana biasanya aku dan kawan-kawan menghabiskan waktu istirahat atau bolos dari jam pelajaran yang membosankan atau kadang menghabiskan waktu hukuman karena tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah. Dengan nafas tersengal-sengal ku hampiri Andre yang sedang asik dengan bukunya.“Hai udah nunggu lama?”.“Lumayanlah, kita langsung berangkat aja ya? Udah siapkan hukumannya? “ tanyanya lembut “Ok?” jawabku singkat sambil menerima telapak tangan Andre yang ingin menggandengku. Uh… rasanya dunia milik kita berdua saat unu, dan yang lain pada ngontrak semua, eits jangan pada lupa bayar kontrakan ya? Udah awal bulan nech?

Gue beli tiket dulu ya?” kata Andre
Ok beibh gue tunggu disini ya?” jawabku
Oh tidak tiba-tiba sosok seseorang yang ku kenal berada di kerumunan orang yang mengantri di restoran samping bioskop ini, tapi tunggu dia Ryan ya gue hapal baget ma baby facenya Ryan tapi Ryan ngapain di sini? Ma cewek lagi?. Eh gue ingat siapa cewek itu, dia kakak kelas gue anak III IPA I teman sekelasnya Andre, Jesica namanya. Tapi kenapa Ryan bersama Jesica? Oh tidak jangan-jangan Ryan selingkuh. Ga bisa di biarin nich.

Keysha kenapa?” Tanya Andre mengagetkan aku.
Oh, ga kenapa-kenapa kok, nyantai aja lagi, kita jadi nonton apa?” jawabku terbata.
Kamu yakin ga ada apa-apa? Muka kamu kok pucet gitu sich?”
Bener ga kenapa-kenapa kok?”
Ok yu kita masuk teater udah dibuka lo, kita nonton Oh Baby yang main Cinta Laura aktris favorite kamu?”
Ya ampun kamu tau dari mana aku suka ma cinta laura?” tanyaku heran.
Habisnya kamu suka ikut-ikut logat bicaranya laura sich?”. Sedikit gede rasa sich, secara gitu Andre tau aktris kesayangan gue. Andre emang cerdas dia pilih bangku yang tengah no 13-14D bangku dan Angka favorite gue, duh Andre emang cowok idaman. Tanpa di ber tahu atau di jelaskan dia udanh ngerti, hebat T.O.P B.G.T.

Di dalam bioskop sebenarnya gue ga terlalu memperhatikan alur filmnya, karena jujur perhatian gue kesedot ma muak gantengnya Andre. Cool banget sich ni cowok? Mimpi apa gue semalem sampe-sampe hari ini gue bisa ngedate ma Andre? Ya meski harus menghianati Ryan, tapi ga apalah kesempatan ga terulang dua kali. Gimana ya perasaannya Ryan kalo tau sekarang gue jalan ma Andre. Sebenarnya gue cinta ma Ryan, tapi akhir-akhir ini kenapa gue jadi lebih focus ke Andre ya? Ryan, maafin gue ya? Gue ga bermaksud nyakitin elo tapi gue juga ga bisa nolak ajakannya Andre, Oh God, please help me? Batinku. Eh tapi apa Tuhan masih mendengar doa orang yang berhianat ya? Bingung gue, tapi jujur gue tadi cemburu banget liat Ryan jalan ma Jesica, ada apa ya mereka? Ah, tapi masa Jesica pacaran ma brownies?

Saking asiknya merhatiin wajah Andre ga terasa dua jam telah berlalu. Pas waktu jalan keluar bioskop ternyata Andre bilang kalo dia juga janjian ma temennya sekarang, jadi gue terpaksa ikutin dia deh.


Kamu ga kebertan kan aku kenalin sama sahabatku?” Tanya Andre “Oh, ga kok, tidak sama sekali, gue malah seneng benget kalo elo mau ngenalin gue ma temen-temen lo. “Ya udah kita turun sekarang ya?” “ok dech boss? ”Oh God… kalian pasti dapat menebak siapa sahabatnya Andre? Yups dia adalah Ryan pacarku? Dunia seolah berbalik 180 derajat. Gimana dungs? “Hai Bro udah lama?” sapa Andre pada Ryan. “Ga kok kita juga baru ja keluar dari took buku?” jawab Ryan sambil menjabat tangan Andre. “Nich Keysha gue sukseskan bawa dia biar hari ini lo bisa ngedate ma elo, dan setelah gue selidiki Selama berhari-hari Keysha anak yang baik kok, dan elo ga salah pilih Ryan?” kata Andre sambil tersenyum. “Maksudnya apa nich aku ga ngerti? Terus elo kenapa ada disini Jes?” tanyaku heran. “Sayang, tenang dulu ya sekarang kamu duduk dan minum dulu aku jelasin semuanya” kata Ryan dan menarik tanganku untuk duduk di sampingnya. “Udah ah sekarang kamu jelasin ada apa sebenarnya” kataku kesal. Bagaimana tidak aku merasa di permainkan kali ini. Apa maksudnya akhir-akhir ini Andre memberi perhatian lebih ke gue, dan satu hal lagi yang gue heran ada hubungan apa Jesica dengan Ryan dan Andre?

Jadi sebenarnya Andre dan gue itu sahabatan, dan Jesica ini pacarnya Andre. Kita berdua itu sedang menguji pasangan kita masing-masing, dan ternyata kamu lulus ujian saying?” ungkap Ryan. “Jadi selama ini elo ga percaya ma gue? Jahat benget sich elo Ryan?” kataku kesal. “Key, mungkin elo kesel banget dengan cara mereka berdua, sama dengan apa yang gue rasain waktu pertama gue tau Ryan Cuma ngetes kesetiaan gue pada Andre, tapi kalo boleh kasih saran, cara mereka berdua tepat lagi, dan itu kan bisa menunjukan kadar cinta dan kesetiaan elo sama Ryan?” kata Keysha berusaha menenangkanku. Tapi ternyata emosiku yang lebih memimpin dalam hatiku, tanpa berkata apa-apa aku langkahkan kaki tergesa meninggalkan mereka. Kalut banget otak gue, pusing, marah, kesal, bingung bersatu dalam benak gue. Pulang dan tidur mungkin akan kembali menstabilkan pikiran ku. Sesampainya di rumah aku langsung nauk ke tempat tidur. Huh… Cuapek dech… BT..BT..BT..

Keysha bangun?” suara lembut mama membangunkan ku dari tidur.
Kamu kenapa kok sepertinya ada masalah? Selidik mama.
Ga ada apa-apa kok ma, beneran deh?” jawabku singkat
Beneran nich ga butuh curhat?” Tanya mama sekali lagi dan kali ini aku tak kuasa menolaknya. Ku ceritakan semua kejadian dalam seminggu ini. Dan beharap mama berpihak padaku dan menyalahkan Andre tapi ternyata dugaanku salah mama malah tertawa dan ikut membela Andre. Mama bilang dalam suatu hubungan kadang kala kita butuh untuk mengetes seberapa besar cinta dan kesetiaan pasangan kita, namun masih dalam tahap yang wajar, ah mama kata-katanya selalu saja dapat menenangkan aku. Dan sekarang aku tahu apa yang seharusnya ku perbuat. Mama memeng It’s the Best. Bel rumahku berbunyi, ting tong… ting tong…“Ada tamu tuh, kamu bukain pintunya ya?” perintah mama.
Ok siap bu Komandan?” jawabku

Coba kalian tebak siapa yang datang, yups bener ternyata kalian pinter ya? Ryan datang sambil membawa bunga dan kue brownis kesukaanku. Hm, pacarku ini memang paling tau apa yang aku suka. Dan Andre ternyata tau semua karena dia dapat info dari Ryan, oh my darling I love u so much…

Ternyata bener ya? Kalo memandang rumput tetangga memang selalu lebih indah, no body perfect in this world. Hm.. dan selingkuh tak selamanya indah. Cukup merasa puas atas apa yang telah dililiki dan yakin bahwa pasangan kita adalah yang terbaik yang di berikan Tuhan aku rasa itu sudah cukup untuk menjalani sebuah komitmen. Yang penting jangn berhenti berusaha untuk menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik bukan hanya untuk diri kita sendir atau orang terdekat seperti pacar atau orang tua, tapi kita juga harus berusaha menjadi yang terbaik untuk semuanya. Gimana? Keep your smile girls?